wisuda itu....

me and my sisters, this morning
( fake smile mode on)

.... sebuah seremoni penuh kesia-sian. Sebuah pemborosan. Terus terang saya menyesal tadi pagi harus berdesakan bersama sekitar 1000 orang yang sebagian gak saya kenal, terperangkap dalam sebuah ruangan luas namun pengap. Menanti nama saya dipanggil untuk kemudian berfoto sambil bersalaman dengan Pak Dekan dan Pak Rektor.
Selain terlalu lama menunggu, pengap dan suasana yang nggak sakral, acaranya terlalu membosankan dan yang paling parah adalah tidak tersedianya nasi dalam kotak konsumsi. Waaah.. Bayar 400 rebu mosok gak dapet nasi seh? tiwas budhal gak sarapan rek..( rektor *red*).

Sekali lagi ini adalah sebuah kesia-siaan. hanya untuk mendengarkan lagu2 dari paduan suara yang lagunya gak terlalu jelas untuk didengarkan, serta suara mereka yang cenderung sumbang. Aku heran melihat orang-orang yang antusias untuk berfoto bersama keluarga, pacar bahkan selingkuhan, dengan baju hitam, bau, berat, kedodoran bersama topi aneh di kepala.

Sebuah pertannyaan iseng yang terlintas di kepala, dan kemudian disusul dengan beberapa pertanyaan yang lain. Apakah foto-foto yang diambil tadi pagi bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak? Apakah baju hitam, bau, berat, kedodoran bersama topi aneh di kepala itu menunjukkan bahwa saya bersama wisudawan yang lain bener-bener mampu, memiliki kompetensi dan berkualitas? mampukah kami, yang baju hitam, bau, berat, kedodoran bersama topi aneh di kepala ini mampu mendapatkan pekerjaan yang layak? mampukah kami, yang baju hitam, bau, berat, kedodoran bersama topi aneh di kepala ini mengamalkan ilmu yang kami dapatkan di bangku kuliah bagi masyarakat?

Sebuah pertanyaan terakhir, Sebagai sebuah institusi pendidikan, kenapa sih harus menunjukkan budaya foya-foya dengan mengadakan acara yang manfaatnya gak dirasakan secara luas oleh masyarakat? apakah nggak sebaiknya kegiatan ini dihentikan saja dan diganti kegiatan yang lebih praktis dan bermanfaat?
Yang jelas, saya merasa duit yang saya bayarkan untuk mengikuti acara aneh tadi pagi itu sia-sia. Saya terpaksa membayar agar bisa segera keluar dari kampus ini. sudah terlalu lama. saya sempat berpikir, duit yang terkumpul dari 1000 orang wisudawan digunakan untuk kegiatan lain yang lebih riil, seperti menguruni spp atau semacam beasiswa bagi para calon-calon mahasiswa yang kurang beruntung, sebagai modal usaha untuk orang-orang yang bener-bener butuh modal usaha. atau yang paling gampang di sumbangkan ke panti asuhan.

Hmmm... sudah terlalu malam, dan sudah terlalu lelah aku berpikir untuk hari ini. Untuk teman-teman yang kemarin serta hari ini diwisuda, saya ucapkan selamat. Satu sekolah sudah diselesaikan, dan besok kita akan menghadapi sekolah yang lebih keras, lebih pedih, lebih licik dan tanpa akhir.... good luck to you all guys!
( saya belom tentu selamat dalam sekolah kehidupan, jadi gak perlu mengucapkan selamat kepada saya )