12.12.2006

mengintip merapi

Pada hari minggu pagi kemarin aat aku masih ngiler-ngiler sambil ngulat-ngulet, aku ditelpun oleh Pak Gus Gembong, pak lik-ku. Dengan nada ceria seperti biasa dia mengajakku untuk piknik. Lha gandeng aku udah lama terperngkap di rumah momong ponakan serta jadi divisi ngepel dan isah-isah, maka ajakan itu aku turuti. Apalagi kalau piknik dengan Pak Likku ini pasti dijamin seru dan menambah wawasan. Wong biasanya beliau ndak pernah memakai jalur yang umum. jadi mesti lewat pedesan, tengah sawah maupun jalan yang ndak beraspal.

Dengan memakai kaos item gambar "megadeth", serta celana kolor item pula aku segera menyiapkan kamera, kemudian dengan manis aku menunggu kedatangan Pak Likku itu. Kira-kira setengah jam kemudian beliau, istri serta anak bungsu mereka datang. Setelah berhai-hai dengn bapak ibukku, merekapun mengajakku untuk berangkat.



Perlahan namun pasti Mobil Taft kanvas inipun segera bergerak menuju ke arah barat. Aku pikir kami akan menuju ke daerah selo untuk menjenguk kebun sayur mereka. Tapi ternyata perjalanan ini nggak menuju kesana. Perjalanan hari ini adalah menuju daerah Deles, Klaten. Akupun bertanya, kok malah ke Deles? kemudin Pak Likku menjelaskn bahw dari Deles kami bisa melihat puncak merapi yang lagi siap-iap memuntahkan lahar dinginnya.

Dan seperti yang sudah aku duga sebelumnya, perjalann ini nggak lewat jalur yang umum. Pada saat memasuki derah Klaten, Pak Likku salah mengambil jalur. Sehingga perjalanan malah mengarh ke Kota Boyolali. Setelah tersasar-sasar serta bertanya pada beberapa orang, akhirnya kami bia kembali ke jalan yang benar. nggak terasa hampir stu jam kemudian kami sampai di daerah Deles Indah.

Menurut Pak Likku, pas Merapi sedang dalam kondisi siaga beberapa saat yang lalu, daerah Deles ikut pula dikosongkan. Sebb pada sat itu dikhawatirkn kalau wedhus gembel bisa menyapu daerah ini. Namun kemarin pas kami datang, suasana sudah kembli normal. kami melewati rumah-rumah yang di halamannya terdapat pohon-pohon durian yang sedang berbuah. Serta anak-anak kecil yang bermain dengan ceria. Udara di ini cukup sejuk. Beda jauh dengn Solo ( Tyk, Solo itu sama dengan Surakarta!) yang kalo siang panasnya minta ampun.



Kami segera memrkir mobil ke tempat yang strategis untuk mengawasi puncak Merapi. Namun sayang, Puncak Merapi saat ini sedang tertutup awan. Untunglah pemandangan di sini cukup indah. Jadi bisa sedikit mengobati kekecewan kami. Setelah mengabiskan dua bungkus kacang Koro serta sebungkus kacang kulit cap Dua Kelinci kamipun segera kembali menuju Solo.

5 comments:

Anonymous said...

Hallaaaaaah, padune wegah isah-isah dadi gelem dijak piknik PakLike :D

Anonymous said...

bagooooooooooooooooos...
hwaaaaaaaa rinduuuuuuuuuuu
rindu hijaunya hijau :(

Anonymous said...

huapik tenan... jadi pengen jalan2 ke gunung...

Anonymous said...

wah, adventure nih, bung?

Anonymous said...

Waahh bagus punya tuh foto2nya keren. Pengen juga jalan2 ke merapi ... huhuhu kapan ya???