1.23.2009

KMA

Aku masih mengantuk kala pagi hari 31 Desember 2008, dengn teriakan khasnya, mamaku membangunkanku, menyuruhku membeli koran pagi edisi hari itu. Dengan tubuh menggigil, dan kesadaran yang belum sepenuhya mbalik. kupacu perlahan honda grand 97 yang selama ini menemani loro lopoku dengan perlahan, merayap pelan di jalanan yang semalam telah terguyur hujan. Matakusedikt terbuka, kesadaran perlahan mulai kembali karena pantulan sinar matahari pagi diatas aspal yang masih basah. Dan akhirnya sampai pula aku di kios koran, segera aku bayar selembar koran edisi pagi itu dan mulai membuka halaman demi halaman.
Akhirnya sampai juga aku di bagian pengumuman penerimaan pegawai di kota yang saat ini aku tempati. Lhadalah, perlahan koran edisi pagi itu secara tak sadar aku jatuhkan. aku terduduk lemas.
"Wah ndak ketrima ya mas? mungkin memang belum jodohnya mas jadi PNS", kata penjual koran dengan wajah iba kepadaku.
Masih diatas sadel honda grand 97-ku, aku berkata pada bapak penjual koran itu, "saya ketrima kok pak." segera dengan perlahan aku menjalakan motorku meninggalkan tukang koran yang berteriak " jangan lupa makan-makannya"
Semenjak saat itu, aku mendapatkan beberapa ucapan selamat, dan permintaan untuk makan makan. Aku hany bisa thenger-thenger ketika mereka mengucapkan "Selamat ....". Lah bagemana bisa selamat apabila beberapa tahun ke depan, aku harus bekerja dengan gaji yang jauh dibawah yang aku dapet saat ini. trus harus memakai seragam yang kainnya ga bakalan bis menyerap keringat sehingga sumuknya habgudzubilah syaithon saat bekerja. dan bagemana lagi bisa selamat kalau hari senin harus dateng uthuk-uthuk in the morning untuk mengikuti upacara bendera. lah wong aku dari semenjak terakhir upacara pas penataran P4 bersumpah nggak bakalan ikut upacara bendera lagi.
Sebenernya, aku ikutan seleksi CPNS karena iseng saja. aku nggak kuat kalau harus dipleroki mamaku bila aku nggak ikutan daftar. dus, calon mertua memberikan sebuah catatan kecil bahwa aku boleh menikah bila salah satu udah jadi PNS. jadi dengan nggak niat aku iseng daftar. trus pas wayah temen2 kantor pada belajar soal2 CPNS aku maen Zuma deluxe dan counter strike.
ndilalah pas ujian hujan deres banget. niatnya dikerjaken sekenanya juk terus pulang. jadi aku agak menjadi lebih serius dalam mengerjakan soal ujian. soal matematika dan bahasa bisa kulewati dengan agak berkeringat. namun pas bagian soal Pancasila dan Kewarganegaraan aku pasrah. jurus maut masa Kuliah aku keluarkan. dengan berkomat-kamit Ilmu menghitung kancing aku rapal. dan pas saat waktunya selesai semua soal sudah aku kerjakan.
keluar dari ruangan, aku nyalakan rokok eh ketemu Bang Rhoma, dokter yang jadi rekan kerja sesama verifikator jamkesmas. ngobrol2 bentar dan membuat kesepakatan untuk melanjutkan kontrak jamkesmas tahun 2009. eh ternyata... seperti yang aku tulis diatas... aku ga jadi perpanjangan kontrak. demikian pula dengan Bang Rhoma. saat pengumuman dia juga shock. sebuah masa depan yang pasti sudah terbentang didepannya. bekerja di Rumah Sakit Kota atau di puskesmas. demikian pula denganku. ditambh dengn hal2 yang udah aku sebutkan diatas.

=========
dan akumasih mikir... cicilan CPU + monitor gek mbayarnya pake apaan.. wong kontrak verifikator udah habis dan PNSnya masuknya masih maret... apa mesti pake jurus tinggal glanggang colong playu lagi?

1 comment:

devie said...

jadi, panjenengan lebih sreg dikasih ucapan selamat atau bela sungkawa anak muda?

*ra kangen suroboyo? MERIIC? pucang?